Kamis, 22 April 2010

Cari Dukungan Iskandar Rajin Kondangan


Dekati masyarakat tolak sawit desa Rambai

Untuk memperkenalkan diri dalam rangka mencari dukungan, Iskandar SE, Wakil Bupati Ogan Ilir (OI) rajin menghadiri pesta, baik itu pesta perkawinan, sedekah Haji (Syukuran menjelang keberangkatan calon haji) maupun acara lainnya yang dihadiri oleh orang banyak orang di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kabupaten tetangga OI dimana ia minat untuk ikut dalam pencalonan Bupati nanti.

Hal ini diungkapkan oleh tokoh masyarakat Pampangan Ujang Iskandar Elfatih.

Selanjutnya tokoh yang juga ketua PMPB Pampangan ini mengemukakan bahwa akhir-akhir ini Wabup OI tersebut rajin menyambangi pesta yang dilaksanakan oleh warga di Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam.

“Berdasarkan keterangan warga bahwa kedatangan Pak Iskandar tersebut memang diundang karena memang masih ada “mambu serai kunyit” (masih ada hubungan keluarga-red). Namun selama ini beliau tidak pernah datang kesini, baru menjelang Pemilukada inilah beliau rajin kondangan menurut keterangan warga,” kata Ujang Iskandar.

Selanjutnya menurut Ujang Iskandar ini suatu fenomena baru bagi masyarakat, sebab dalam setiap kehadiran di acara tersebut sang Wabup selalu diminta untuk berpidato atas nama mewakili para tamu. Dalam sambutannya tidak segan-segan Iskandar memperkenalkan dirinya sebagai Wakil Bupati OI yang akan siap maju memperebutkan kursi nomor satu di OKI.

Hal senada juga dikatakan oleh beberapa warga kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam yang ditemui oleh wartawan majalah INTEL beberapa waktu lalu.

Rahat, salah seorang warga desa Lirik kecamatan Pangkalan Lampam menyatakan memang benar Pak Iskandar Wabup OI hadir di pesta resepsi perkawinan anak salah seorang warga di desanya hari Senin (5/11/2007) lalu.

“Kalau memang ada sanak keluarganya disini kenapa selama ini tidak pernah datang kesini, baru nak Pilihan inilah, bahkan beliau diberi kesempatan pidato oleh MC untuk memperkenalkan diri sebagai calon Bupati OKI,” kata mantan Kades Lirik ini yang dibenarkan oleh warga lainnya.

Demikian pula menurut pengakuan masyarakat desa Rambai dan Perigi kecamatan Pangkalan Lampam. Salah seorang warga desa Rambai menyatakan bahwa Iskandar Wabub OI pernah kondangan di desanya Kamis (15/11/2007) sekitar tengah hari dan kemudian sorenya diteruskan ke desa tetangga Perigi (Talang Nangka).

Bahkan waktu di Rambai acara sedekah haji sudah selesai. hampir bubar tapi ada yang minta kumpul lagi di salah satu rumah warga untuk mendengar pidato Wabub OI yang juga calon Bupati OKI.

Menurut warga dalam sambutannya Iskandar disamping memperkenalkan diri juga sempat menyinggung masalah program sawit yang menjadi permasalahan di desa ini.

“Akibatnya sekarang kondisi desa kami (Rambai) yang sudah agak tenang sekarang menjadi memanas kembali dari kolompok tolak sawit, karena pengaruh dari pidato Wabup OI tersebut,” kata warga tadi.

Hal ini sangat disesalkan oleh Ketua PMPB Pampangan, “Selaku pejabat hendaknya jangan mengeluarkan statemen yang dapat meresahkan masyarakat. Saya memang tidak hadir dalam acara tersebut namun dari keterangan beberapa warga yang datang ke markas PMPB mereka bilang begitu. Namun perlu kita cermati dulu sebab permasalahan di Rambai dan Perigi adalah masalah yang kompleks. Tidak bisa dilihat hanya sepintas lalu atau mendengar sepihak dari orang-orang tertentu saja. Karena disana ada dua pendapat yaitu antara pro dan kontra sawit maka kita harus tahu dulu akar permasalahannya apa. Sedikit saja kita salah ngomong bisa saja diartikan berbeda bagi masing-masing kelompok.” Ungkapnya.

Selanjutnya tokoh yang akrab disapa Ujang ini menjelaskan bahwa akar permasalahan sebenarnya adalah karena ketidak-mengertian sebagian kecil masyarakat terhadap program sawit sehingga dikhawatirkan akan merugikan mereka. Kekhawatiran inilah sengaja dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Sebab informasi yang beredar disana bahwa sawit itu akan merugikan karena akan menggusur kebun karet rakyat, kemudian sungai akan menjadi kering karena dihisap oleh sawit lalu warga tidak bisa apa-apa lagi karena semua sudah menjadi milik perusahaan tanpa ada milik rakyat.

Padahal semua itu kan tidak benar, entah siapa yang menyebarkan issu seperti itu. Kami sebagai organisasi komitmen untuk mengamankan program Pemerintah, sedangkan perusahaan hanyalah pelaksana dari program tadi. Selagi mereka benar maka akan kami dukung tapi jika mereka melakukan kesalahan maka kami pun tidak akan tinggal diam. Masyarakat yang sudah terprovokasi kemudian dengan keras menolak karena image yang tercipta sawit merugikan tidak menguntungkan. Padahal sudah jelas Pemerintah tidak memaksa bagi masyarakat yang menolak, silahkan tapi jangan mengganggu yang ikut program. Namun kenyataannya mereka punya tedensi untuk menggagalkan program secara keseluruhan. Kan ini merugikan semua pihak bahkan merugikan negara karena menyangkut aset daerah yang juga aset negara.

Perlu diketahui lahan yang dikeluarkan izin nya oleh Bupati OKI adalah tanah basah atau lahan gambut yang selama ini tidak bisa dikelola secara manual kecuali dibakar waktu kemarau panjang yang disebut sonor, dan itupun akan dikembalikan kapada rakyat dalam bentuk plasma. Sedangkan lahan kering atau tanah talang tidak diganggu sama sekali. Informasi inilah yang selama ini sengaja diputar balikkan oleh pihak tertentu.

Jadi saya mohon kepada Pejabat jangan sembarang mengeluarkan statemen karena bisa jadi statemen tersebut akan menjadi boomerang menghantam dirinya sendiri.

“Program sawit di daerah ini bukan hanya program Bupati Ishak Mekki tapi juga Program Pak Gubernur bahkan program Revitalisasi adalah program nasional. Jadi menyelamatkan program adalah tugas kita semua selaku warga negara yang baik. Ini daerah saya jelas saya punya kepentingan untuk kemajuan desa saya. Lihat lah desa-desa yang telah tergabung dalam program sawit masyarakatnya sudah merasakan dampak positip dari program tersebut”, ujarnya.

Kenyataannya mereka yang merasakan manfaatnya jumlahnya jauh lebih besar dari yang menolak, bahkan mereka yang awalnya dulu menolak sekarang ikut merasakan hasilnya. “Jadi apa yang dulu mereka dengar dan mereka takutkan ternyata tidak terbukti” tandas Ujang mengakhiri pembicaraan. (Bdr)

0 komentar:

Posting Komentar